Total Tayangan Halaman

Kamis, 15 September 2016

PERAN GURU DI SEKOLAH & DI MASYARAKAT



KEDUDUKAN DAN PERAN GURU DI SEKOLAH
DAN DI MASYARAKAT

Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah: Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Hj. Nur Khasanah, M.SI


Disusun Oleh :
1.        Nazilatur Rohmah            (2021114086)
2.        Eva Farkhatun Nisa         (2021114090)
3.        Yaumul Markhamah        (2021115025)
4.        Rizkina Ulfah                   (2021115056)
Kelas: D

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “Kedudukan dan Peran Guru di Sekolah dan di Masyarakat” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat, keluarga, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini menjelaskan tentang kedudukan guru di sekolah dan di masyarakat. Selain itu juga menjelaskan peran guru di sekolah dan di masyarakat. Dengan demikian, materi yang berjudul Kedudukan dan Peran Guru di Sekolah dan di Masyarakat ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun tidak komprehesif. Di samping itu, apabila dalam makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya. Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini menambah khasanah bagi pembaca.Amin yaarobbal ‘alamin.

Pekalongan, September 2016
                                                                                      

Penulis



 
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Guru adalah salah satu komponen pendidikan yang memiliki peran dan fungsi yang amat strategis.Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar, pendidik dan pegawai. Yang paling utama adalah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik, yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru, ia harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi siswanya sesuai harapan masyarakat. Apa yang dituntut dari guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi dari pada yang dituntut orang dewasa lainnya.
B.            Rumusan Masalah
1.        Apa definisi guru?
2.        Bagaimana kedudukan guru?
3.        Bagaimana peran guru di sekolah?
4.        Bagaimana peran guru di masyarakat?

C.           Tujuan
1.        Untuk mengetahui definisi guru.
2.        Untuk mengetahui kedudukan guru.
3.        Untuk mengetahui peran guru di sekolah.
4.        Untuk mengetahui peran guru di masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Guru
Dalam KBBI edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar. Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris teacher yang memiliki arti sederhana yakni “A person whose occupation is teaching other” yang artinya guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.Guru adalah seorang administrator, informator, konduktor dan sebagainya, dan harus berkelakuan menurut harapan masyarakatnya.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Betapa besar peran guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuannegara, danbangsa.
B.            Kedudukan dan Peranan Guru
Setiap orang memiliki suatu posisi dalam ruang sosial seperti kelompok, keluarga, komunitas, dan masyarakat. Posisi merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok atau kedudukan dalam hubungannya dengan kelompok lain, misalnya posisi sebagai guru.
Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di luar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya sebagai guru sepanjang hidupnya. Di mana dan kapan saja, ia akan selalu dipandang guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh anak didiknya.
Kedudukan guru juga ditentukan oleh fakta, bahwa ia adalah orang dewasa. Oleh karena itu, guru lebih tua dari muridnya. Maka berdasarkan usianya ia mempunyai kedudukan yang harus dihormati, apalagi karena guru juga dipandang sebagai pengganti orang tua. Hormat anak terhadap orang tuanya sendiri harus pula diperhatikan oleh gurunya dan sebaliknya guru harus pula dapat memandang murid sebagai anak.
Posisi sebagai guru memiliki hak dan kewajiban yang diembannya, dikenal sebagai status. Adapun perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki suatu status disebut sebagai peranan. Ketika peranan ini dimainkan, ia memiliki konsekuensi terhadap penyesuaian atau adaptif terhadap sistem yang dikenal sebagai fungsi. Fungsi memiliki dua dimensi, yaitu laten dan manifes.
1.    Fungsi manifes dari guru
Fungsi yang diharapkan, disengaja, dan didasari dari guru oleh masyarakat pada suatu ruang terdiri dari:
a.    Guru sebagai pengajar
b.    Guru sebagai pendidik
c.    Guru sebagai teladan
d.   Guru sebagai motivator
2.    Fungsi laten dari guru
Fungsi yang tidak diharapkan, disengaja, dan didasari dari guru terhadap masyarakat pada suatu ruang terdiri dari:
a.    Guru sebagai pelabel
b.    Guru sebagai “Penyambung Lidah Kelas Menengah Atas”
c.    Guru sebagai pengekal Status Quo

C.           Peran Guru di Sekolah
Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik dan sebagai pegawai. Yang paling utama ialah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru ia harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat. Apa yang dituntut dari guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi daripada yang dituntut dari orang dewasa lainnya.
Di sekolah guru-guru memainkan peran berkenaan dengan murid, pegawai administrasi, sebagai teman sesama guru. Berikut peran guru di sekolah, antara lain:
1.        Guru sebagai media
Guru kerap dipandang sebagai media yang berada di antara murid dan mata pelajaran. Artinya dapat berperan dengan baik dalam hal penguasaan materi, kurikulum yang dipakai, metode pembelajaran, dan lain-lain.
2.        Guru sebagai penguji
Maksudnya adalah melakukan penilaian atau evaluasi terhadap perkembangan hasil belajar murid-muridnya.
3.        Guru sebagai orang yang berdisiplin
Seorang murid harus tunduk kepada otoritas gurunya. Dengan kata lain, seorang guru harus memiliki dan berdisiplin sehingga menjadi tauladan dalam menegakkan kedisiplinan..
4.        Guru sebagai orang kepercayaan
Seorang guru di sekolah hendaknya menjadi orang yang dapat dipercaya, baik kata-kata maupun tindakannya. Apa yang dikatakan dan dilakukan oleh guru akan menjadi contoh bagi muridnya dan dianggap sebagai kebenaran yang harus diteladani.
5.        Guru sebagai pengenal kebudayaan
Guru diharapkan dapat memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai kebudayaan yang ada di masyarakat. Nilai-nilai dan norma budaya dari masyarakat yang dijumjung tinggi dan dijaga keberadaannya.
6.        Guru sebagai pengganti orang tua
Di sekolah para guru berperan sebagai pengganti orang tua atau dengan kata lain guru adalah orang tua di sekolah. Sehingga semua yang berkenaan dengan murid merupakan tanggung jawab guru, terutama terhadap hal-hal pengetahuan, keterampilan, pembentukan pribadi, keamanan dan keimanan.
Peran guru menurut Pullias dan Young, Manan,serta Yelon and Weinstein, dapat diidentifikasikan peran guru sebagai berikut, yakni:
1.    Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.


2.    Guru sebagai pengajar
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
3.    Guru sebagai Evaluator
Kemampuan yang harus dikuasai guru sebagai evaluator adalah memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliputi jenis masing-msing teknik, karakteristik, prosedur pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi, validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.
Selain menilai hasil peserta didik, guru harus pula menilai dirinya sendiri, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun penilai program pembelajaran. Oleh karena itu, dia harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang penilaian program sebagaimana memahami penilaian hasil belajar.
4.    Guru sebagai kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran sebagai kulminator terpadu denga peran sebagai evaluator.
5.    Guru sebagai aktor
Sebagai seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonto. Sebagai seorang actor, guru juga harus melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan,melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol.uuntuk memenuhi hal ini ia mempelajari semua hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga dapat bekerja secara efektif.
6.    Guru sebagai pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ujian terberat bagi guru dalam kepribadian ini adalah rangsangan yang memancing emosinya. Kestabilan emosi sangat diperlukan. Untuk keperluan tersebut, upaya dalam bentuk latihan mental akan sangat berguna.
Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guruperlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antaralain melalui kegiatan olah raga, keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantara, peran guru yakni:
a.         Ing Ngarso Sung Tuladha artinya apabila ada di depan, maka harus dapat member contoh hal-hal yang baik.
b.        Ing Madya Mangun Karsa artinya apabila di tengah-tengah murid harus dapat membangkitkan tekad, kemauan dan semangat untuk mencapai tujuan pendidikan.
c.         Tut Wuri Handayani artinya apabila guru di belakang murid, mengikuti dan terus menerus memberi dorongan untuk maju.


D.           Peran Guru di Mayarakat
Peranan guru dalam masyarakat antara lain bergantung pada gambaran masyarakat tentang kedudukan guru. Kedudukan sosial guru berbeda dari negara ke negara, dari zaman ke zaman. Di negara kita kedudukan guru sebelum Perang Dunia II sangat terhormat karena hanya mereka yang terpilih dapat memasuki lembaga pendidikan guru. Hingga kini citra tentang guru masih tinggi walaupun sering menurut yang di cita-citakan yang tidak selalu sejajar dengan kenyataan. 
Pekerjaan guru selalu dipandang dalam hubungannya dengan ideal pembangunan bangsa.dari guru diharapkan agar ia manusia idealistis, namun guru sendiri tak dapat tiada harus menggunakan pekerjaannya sebagai alat untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Walaupun demikian masyarakat tak dapat menerima pekerjaan guru semata-mata sebagai mata pencaharian belaka sejajar dengan pekerjaan tukang kayu, atau saudagar. Pekerjaan guru menyangkut pendidikan anak, pembangunan negara dan masa depan bangsa.
Karena kedudukan yang istimewa itu masyarakat mempunyai harapan-harapan yang tinggi tentang peranan guru. Harapan-harapan itu tak dapat diabaikan oleh guru, bahkan dapat menjadi norma yang turut menentukan kelakuan guru.Guru-guru menerima harapan agar mereka menjadi suri teladan bagi anak-didiknya. Untuk itu guru harus mempunyai moral yang tinggi. Walaupun demikian ada kesan bahwa kedudukan guru makin merosot dibandingkan dengan beberapa puluh tahun yang lalu.
Menurut Brembeck, peran guru di masyarakat adalah sebagai berikut:
1.        Peran sebagai participant/peserta
Yakni peranan dari kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat. Dimana berada pada posisi rangking tinggi dalam aktivitas masyarakat dibandingkan dengan orang lain yang berkecimpung sebagai pedagang, pembisnis, dan lain-lain.
2.        Leader/pemimpin
Memang guru tidak dididik sebagai pemimpin masyarakat, tetapi harus dianggap sebagai pemimpin di sekolah, terutama di kelas. Karena itu, guru dianggap mampu menjadi pemimpin di masyarakat dan mampu menempatkan diri sebagaimana mestinya.
3.        Pembuka jalan
Guru dikatakan sebagai pembuka jalan karena guru dianggap mempunyai pendidikan yang tinggi dibandingkan masyarakat pada umumnya, terutama dalam hal pembangunan masyarakat. Guru sebagai orang yang dapat memberi petunjuk, contoh dan teladan bagi masyarakat di lingkungannya.
4.        Pemerhati anak
Masyarakat berharap agar guru dapat memperhatikan anak-anak mereka. Dalam hal ini maka guru harus dapat menempatkan diri seperti yang diharapkan oleh masyarakat lain.




BAB III
PENUTUP
A.           Simpulan
Dari penjabaran makalah ini, kami menyimpulkan bahwa guru merupakankomponenutamapendidikan yang memilikikedudukandanperan yang sangatstrategis. Guru tidakhanyasangatberperanpenting di sekolah, akantetapi di masyarakatpun guru memilikikedudukandanperan yang tidakkalahpenting.

B.            Saran
Alhamdulillah pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu. Harapan penulis semoga dengan terselesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulismaupunpara pembaca. Namun makalah ini tak lepas dari segala kelemahan-kelemahan karena keterbatasan yang selalu ada pada diri manusia. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna tercapainya kemaslahatan bersama. Terimakasih.



DAFTAR PUSTAKA

Damsar. 2011. Pengantar Sosoilogi Pendidikan. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.
Mulyasa,.2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution.2014. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Nata, Abuddin. 2014. Sosiologi Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suwatra, I Wayan. 2014. Sosiologi Pendidikan cet. Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suwito,. 2005. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Tidak ada komentar: