KEDUDUKAN DAN PERAN GURU DI SEKOLAH
DAN DI MASYARAKAT
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah: Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Hj. Nur Khasanah, M.SI
Disusun Oleh :
1.
Nazilatur Rohmah (2021114086)
2.
Eva Farkhatun Nisa (2021114090)
3.
Yaumul Markhamah (2021115025)
4.
Rizkina Ulfah (2021115056)
Kelas: D
JURUSAN
TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kekuatan
dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “Kedudukan dan Peran Guru di
Sekolah dan di Masyarakat” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat, keluarga, dan
sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini menjelaskan tentang kedudukan guru di sekolah dan di
masyarakat. Selain itu juga menjelaskan peran guru di sekolah dan di
masyarakat. Dengan demikian, materi yang berjudul Kedudukan dan Peran Guru di
Sekolah dan di Masyarakat ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya,
meskipun tidak komprehesif. Di samping itu,
apabila dalam
makalah
ini didapati
kekurangan
dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya,
maka penulis
dengan
senang
hati menerima saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya. Akhirnya,
semoga makalah yang sederhana ini menambah khasanah bagi pembaca.Amin
yaarobbal ‘alamin.
Pekalongan, September 2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Guru adalah salah satu
komponen pendidikan yang memiliki peran dan fungsi yang amat strategis.Peranan guru di sekolah
ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar, pendidik
dan pegawai. Yang paling utama adalah kedudukannya sebagai pengajar dan
pendidik, yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru, ia harus
menunjukkan kelakuan yang layak bagi siswanya sesuai harapan masyarakat. Apa
yang dituntut dari guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi
dari pada yang dituntut orang dewasa lainnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
definisi guru?
2.
Bagaimana
kedudukan guru?
3.
Bagaimana
peran guru di sekolah?
4.
Bagaimana
peran guru di masyarakat?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui definisi guru.
2.
Untuk
mengetahui kedudukan guru.
3.
Untuk
mengetahui peran guru di sekolah.
4.
Untuk
mengetahui peran guru di masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Guru
Dalam KBBI edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang yang
pekerjaannya mengajar. Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa
Inggris teacher yang memiliki arti sederhana yakni “A person whose occupation is teaching other” yang artinya guru
ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.Guru
adalah seorang administrator, informator, konduktor dan sebagainya, dan harus
berkelakuan menurut harapan masyarakatnya.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan
tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi
yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan
guru. Betapa besar peran guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta
didik. Mereka memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian
anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan
masyarakat, kemajuannegara, danbangsa.
B.
Kedudukan
dan Peranan Guru
Setiap orang memiliki
suatu posisi dalam ruang sosial seperti kelompok, keluarga, komunitas, dan
masyarakat. Posisi merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok atau
kedudukan dalam hubungannya dengan kelompok lain, misalnya posisi sebagai guru.
Guru sebagai pendidik
dan pembina generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di luar
sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya sebagai guru sepanjang
hidupnya. Di mana dan kapan saja, ia akan selalu dipandang guru yang harus
memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh anak
didiknya.
Kedudukan guru juga
ditentukan oleh fakta, bahwa ia adalah orang dewasa. Oleh karena itu, guru
lebih tua dari muridnya. Maka berdasarkan usianya ia mempunyai kedudukan yang
harus dihormati, apalagi karena guru juga dipandang sebagai pengganti orang
tua. Hormat anak terhadap orang tuanya sendiri harus pula diperhatikan oleh
gurunya dan sebaliknya guru harus pula dapat memandang murid sebagai anak.
Posisi sebagai guru
memiliki hak dan kewajiban yang diembannya, dikenal sebagai status. Adapun
perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki suatu status disebut sebagai
peranan. Ketika peranan ini dimainkan, ia memiliki konsekuensi terhadap
penyesuaian atau adaptif terhadap sistem yang dikenal sebagai fungsi. Fungsi
memiliki dua dimensi, yaitu laten dan manifes.
1. Fungsi manifes
dari guru
Fungsi
yang diharapkan, disengaja, dan didasari dari guru oleh masyarakat pada suatu
ruang terdiri dari:
a. Guru sebagai pengajar
b. Guru sebagai pendidik
c. Guru sebagai teladan
d. Guru sebagai motivator
2. Fungsi laten
dari guru
Fungsi
yang tidak diharapkan, disengaja, dan didasari dari guru terhadap masyarakat
pada suatu ruang terdiri dari:
a.
Guru
sebagai pelabel
b.
Guru
sebagai “Penyambung Lidah Kelas Menengah Atas”
c.
Guru
sebagai pengekal Status Quo
C.
Peran
Guru di Sekolah
Peranan guru di sekolah ditentukan oleh
kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik dan sebagai
pegawai. Yang paling utama ialah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik.
Berdasarkan kedudukannya sebagai guru ia harus menunjukkan kelakuan yang layak
bagi guru menurut harapan masyarakat. Apa yang dituntut dari guru dalam aspek
etis, intelektual dan sosial lebih tinggi daripada yang dituntut dari orang
dewasa lainnya.
Di sekolah guru-guru memainkan peran
berkenaan dengan murid, pegawai administrasi, sebagai teman sesama guru.
Berikut peran guru di sekolah, antara lain:
1.
Guru
sebagai media
Guru kerap dipandang
sebagai media yang berada di antara murid dan mata pelajaran. Artinya dapat
berperan dengan baik dalam hal penguasaan materi, kurikulum yang dipakai,
metode pembelajaran, dan lain-lain.
2.
Guru
sebagai penguji
Maksudnya adalah
melakukan penilaian atau evaluasi terhadap perkembangan hasil belajar
murid-muridnya.
3.
Guru
sebagai orang yang berdisiplin
Seorang murid harus tunduk
kepada otoritas gurunya. Dengan kata lain, seorang guru harus memiliki dan
berdisiplin sehingga menjadi tauladan dalam menegakkan kedisiplinan..
4.
Guru
sebagai orang kepercayaan
Seorang guru di sekolah
hendaknya menjadi orang yang dapat dipercaya, baik kata-kata maupun
tindakannya. Apa yang dikatakan dan dilakukan oleh guru akan menjadi contoh
bagi muridnya dan dianggap sebagai kebenaran yang harus diteladani.
5.
Guru
sebagai pengenal kebudayaan
Guru diharapkan dapat
memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai kebudayaan yang ada di masyarakat.
Nilai-nilai dan norma budaya dari masyarakat yang dijumjung tinggi dan dijaga
keberadaannya.
6.
Guru
sebagai pengganti orang tua
Di sekolah para guru
berperan sebagai pengganti orang tua atau dengan kata lain guru adalah orang
tua di sekolah. Sehingga semua yang berkenaan dengan murid merupakan tanggung
jawab guru, terutama terhadap hal-hal pengetahuan, keterampilan, pembentukan
pribadi, keamanan dan keimanan.
Peran guru menurut Pullias dan Young,
Manan,serta Yelon and Weinstein, dapat diidentifikasikan peran guru sebagai
berikut, yakni:
1.
Guru
sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi
tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh
karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
2.
Guru
sebagai pengajar
Guru membantu peserta didik yang
sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk
kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
3.
Guru
sebagai Evaluator
Kemampuan yang harus dikuasai guru
sebagai evaluator adalah memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang
meliputi jenis masing-msing teknik, karakteristik, prosedur pengembangan, serta
cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi, validitas,
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.
Selain menilai hasil peserta didik,
guru harus pula menilai dirinya sendiri, baik sebagai perencana, pelaksana,
maupun penilai program pembelajaran. Oleh karena itu, dia harus memiliki
pengetahuan yang memadai tentang penilaian program sebagaimana memahami
penilaian hasil belajar.
4.
Guru
sebagai kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan
proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan
rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang
memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Disini
peran sebagai kulminator terpadu denga peran sebagai evaluator.
5.
Guru
sebagai aktor
Sebagai seorang aktor, guru harus
melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan
pesan yang akan disampaikan kepada penonto. Sebagai seorang actor, guru juga
harus melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus
ditransferkan,melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu
memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya
sehingga dapat dikontrol.uuntuk memenuhi hal ini ia mempelajari semua hal yang
berhubungan dengan tugasnya, sehingga dapat bekerja secara efektif.
6.
Guru
sebagai pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung
dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang
pendidik. Ujian terberat bagi guru dalam kepribadian ini adalah rangsangan yang
memancing emosinya. Kestabilan emosi sangat diperlukan. Untuk keperluan
tersebut, upaya dalam bentuk latihan mental akan sangat berguna.
Sebagai pribadi yang hidup di
tengah-tengah masyarakat, guruperlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur
dengan masyarakat melalui kemampuannya, antaralain melalui kegiatan olah raga,
keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak
pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa
diterima oleh masyarakat.
a.
Ing
Ngarso Sung Tuladha artinya apabila ada di
depan, maka harus dapat member contoh hal-hal yang baik.
b.
Ing
Madya Mangun Karsa artinya apabila di tengah-tengah
murid harus dapat membangkitkan tekad, kemauan dan semangat untuk mencapai
tujuan pendidikan.
c.
Tut
Wuri Handayani artinya apabila guru di belakang
murid, mengikuti dan terus menerus memberi dorongan untuk maju.
D.
Peran
Guru di Mayarakat
Peranan guru dalam masyarakat antara
lain bergantung pada gambaran masyarakat tentang kedudukan guru. Kedudukan
sosial guru berbeda dari negara ke negara, dari zaman ke zaman. Di negara kita
kedudukan guru sebelum Perang Dunia II sangat terhormat karena hanya mereka
yang terpilih dapat memasuki lembaga pendidikan guru. Hingga kini citra tentang
guru masih tinggi walaupun sering menurut yang di cita-citakan yang tidak
selalu sejajar dengan kenyataan.
Pekerjaan guru selalu dipandang dalam
hubungannya dengan ideal pembangunan bangsa.dari guru diharapkan agar ia
manusia idealistis, namun guru sendiri tak dapat tiada harus menggunakan
pekerjaannya sebagai alat untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Walaupun
demikian masyarakat tak dapat menerima pekerjaan guru semata-mata sebagai mata
pencaharian belaka sejajar dengan pekerjaan tukang kayu, atau saudagar. Pekerjaan
guru menyangkut pendidikan anak, pembangunan negara dan masa depan bangsa.
Karena kedudukan yang istimewa itu
masyarakat mempunyai harapan-harapan yang tinggi tentang peranan guru.
Harapan-harapan itu tak dapat diabaikan oleh guru, bahkan dapat menjadi norma
yang turut menentukan kelakuan guru.Guru-guru
menerima harapan agar mereka menjadi suri teladan bagi anak-didiknya. Untuk itu
guru harus mempunyai moral yang tinggi. Walaupun demikian ada kesan bahwa
kedudukan guru makin merosot dibandingkan dengan beberapa puluh tahun yang
lalu.
1.
Peran
sebagai participant/peserta
Yakni peranan dari kegiatan yang ada di
lingkungan masyarakat. Dimana berada pada posisi rangking tinggi dalam
aktivitas masyarakat dibandingkan dengan orang lain yang berkecimpung sebagai
pedagang, pembisnis,
dan lain-lain.
2.
Leader/pemimpin
Memang guru tidak dididik sebagai
pemimpin masyarakat, tetapi harus dianggap sebagai pemimpin di sekolah,
terutama di kelas. Karena itu, guru dianggap mampu menjadi pemimpin di
masyarakat dan mampu menempatkan diri sebagaimana mestinya.
3.
Pembuka
jalan
Guru dikatakan sebagai pembuka jalan
karena guru dianggap mempunyai pendidikan yang tinggi dibandingkan masyarakat
pada umumnya, terutama dalam hal pembangunan masyarakat. Guru sebagai orang
yang dapat memberi petunjuk, contoh dan teladan bagi masyarakat di
lingkungannya.
4.
Pemerhati
anak
Masyarakat berharap agar guru dapat
memperhatikan anak-anak mereka. Dalam hal ini maka guru harus dapat menempatkan
diri seperti yang diharapkan oleh masyarakat lain.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
penjabaran makalah ini, kami menyimpulkan bahwa guru merupakankomponenutamapendidikan yang memilikikedudukandanperan
yang sangatstrategis. Guru tidakhanyasangatberperanpenting di sekolah,
akantetapi di masyarakatpun guru memilikikedudukandanperan yang
tidakkalahpenting.
B.
Saran
Alhamdulillah pada akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu. Harapan penulis semoga
dengan terselesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulismaupunpara pembaca.
Namun makalah ini tak lepas dari segala kelemahan-kelemahan karena keterbatasan
yang selalu ada pada diri manusia. Oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan guna tercapainya kemaslahatan bersama.
Terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Damsar. 2011. Pengantar
Sosoilogi Pendidikan. Jakarta: KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP.
Mulyasa,.2007. Menjadi
Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nasution.2014. Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Nata, Abuddin.
2014. Sosiologi Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suwatra, I Wayan. 2014. Sosiologi
Pendidikan cet. Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suwito,. 2005. Sejarah Sosial
Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Syah, Muhibbin.
2010. Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar