OBSERVASI
GANGGUAN PSIKOLOGI PADA
ANAK SLB
Disusun
guna memenuhi tugas sebagai pengganti UAS :
Mata
Kuliah : Pengantar Psikologi
Dosen
Pengampu : Ningsih Fadhilah, M.Pd
Oleh Kelompok 4 :
Amriyah Dwi
Septi (2021115006)
Anita Rahayu (2021115024)
Yaumul
Markhamah (2021115025)
Sofa
Sofiyah (2021115045)
M. Luthfi
Purnomo Sidi (2021115046)
Kelas :
A
Prodi : PAI
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga laporan
yang disusun sebagai pengganti UAS yang berjudul “Observasi Gangguan Psikologi
pada Anak SLB” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya,
keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini merupakan materi yang
disajikan untuk membahas tentang apa saja gangguan
psikologi yang terjadi, faktor-faktornya, serta cara mengatasinya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagian besar masalah-masalah psikologis sebenarnya tidak
sedramatis yang dipikirkan oleh banyak orang. Beberapa orang mengalami
ketidakmampuan menjalankan fungsi mereka, namun mereka dapat menjalani masa-masa lainnya dengan
normal. Banyak orang yang terlihat mampu menjalani kehidupan sehari-harinya
secara normal.
Masyarakat menganggap anak berkelainan adalah insan yang tidak
mampu apa-apa dan tidak berguna, sehingga keberadaan mereka tidak
memperuntungkan bahkan kalau perlu dihilangkan dengan berbagai cara hingga
sampai dibunuh. Tetapi kemudian pandangan masyarakat berubah mereka menganggap
perlu dilindungi dan dikasihani, mereka mempunyai hak untuk hidup dan
memperoleh pelayanan pendidikan sebagaimana anggota masyarakat lainnya.
Tidak hanya anak normal yang membutuhkan pendidikan akan tetapi
anak berkelainan atau anak luar biasa juga perlu memperoleh pelayanan
pendidikan yang disesuaikan. Anak luar biasa merupakan anak yang tingkat
perkembangannya menyimpang dari tingkat perkembangan anak sebayanya dalam aspek
fisik, mental, sosial dan emosional. Anak tuna grahita termasuk pada jenis anak
yang luar biasa. Anak-anak dengan hambatan kecerdasan seperti tuna grahita
mempunyai masalah perilaku yang berhubungan dengan hambatan
proses sensori (penginderaan).
Masalah ketidakmampuan memusatkan perhatian adalah akibat lain dari proses sensorimotor yang berlebihan.
B.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
1. Memenuhi
salah satu tugas akhir semester 1 mata kuliah pengantar psikologi.
2. Memperoleh
pengetahuan tentang karakteristik dan masalah-masalah yang dihadapi anak tuna grahita.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Landasan teori
Anak tuna grahita adalah anak yang mengalami keterbelakangan
kecerdasan dan kekurangan aspek mental lainnya dan sosialnya sedemikian rupa yang
terjadi selama masa perkembangan, sehingga untuk mencapai perkembangan yang
optimal diperlukan pelayanan dan pengajaran dengan program khusus individu yang
terbelakang mental (ringan, sedang, berat) secara perlahan-lahan diganti dengan
istilah hambatan perkembangan yang kemudian dideskripsikan sebagai keterbatasan
yang substansial pada fungsi-fungsi yang didirikan dengan fungsi intelektual.
Menurut Bapak Nur Hadi, S.Pd selaku kepala sekolah di SLB Wiradesa,
ada beberapa jenis tuna grahita yaitu tuna netra, tuna rungu, tuna daksa serta
tuna grahita ganda. Menurut beliau, sangat dibutuhkan keterampilan khusus bagi
guru yang menangani murid-muridnya, sehingga tenaga pendidik harus benar-benar
dari lulusan Pendidikan Luar Biasa[1].
BAB III
HASIL PELAKSANAAN OBSERVASI
A.
Deskripsi Masalah
Setelah melakukan observasi kami memperoleh data dari beberapa
sumber yang keabsahannya hampir 100% data yang diperoleh antara lain adalah data
biodata siswa dan pendapat narasumber mengenai dunia pendidikan luar biasa.
Biodata siswa
Nama :
Muhammad Ihya Imamudin (Imam)
Tempat tgl lahir :
Pekalongan, 11 November 2002
Jenis kelamin :
Laki-laki
Alamat :
Desa Waru Lor Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan
Agama :
Islam
Anak ke :
1
Nama Ayah : Sunarno
(alm)
Nama Ibu : Sri Wahyuni
Pekerjaan ibu :
Buruh pabrik
Diperoleh data bahwa Imam memiliki keterbelakangan mental serta
pada pendengaran dan daya ingatnya lemah, dalam proses pembelajaran anak
kapasitas belajarnya sangat terbatas terutama untuk hal-hal yang abstrak. Imam juga mengalami
kesulitan dalam berbicara.
Ibunya mengetahui ada sedikit gannguan ketika dulunya dia
disekolahkan di sekolah formal di SDN Kampil selama satu tahun. Kemudian Imam
mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Sang guru memberitahukan
kepada ibunya dan menyarankan untuk pindah ke sekolah luar biasa.Akhirnya sang
ibu menuruti saran dari guru kelasnya. Dan sekarang dia sudah kelas 4 di SLB
Wiradesa[2].
B.
Faktor Penyebab Timbulnya Masalah
Adapun faktor yang memyebabkan timbulnya masalah tersebut yaitu
faktor gen, yang bisa dikatakan faktor dari dalam ketika si ibu hamil. Dan
disebabkan oleh kurangnya protein, vitamin. Maka mengakibatkan anak tersebut
mengalami gangguan saraf, sehingga menimbulkan lemah pikiran, keterbelakangan
mental, bodoh, serta gannguan intelektual.
Faktor metabolisme dan gizi juga mempengaruhi timbulnya gangguan
yang terjadi pada perkembangan individu terutama perkembangan sel-sel otak.
C.
Gejala Psikologis yang Dialami
Gejala psikologis yang dialami oleh anak seperti Imam, diantaranya
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, baik itu dengan
orang tuanya, gurunya maupun teman bermainnya. Kurang tanggap terhadap sesuatu
hal yang diterimanya serta mengalami mental yang kurang, inteligensi rendah
sehingga kesulitan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini anak menjadi kurang dalam bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar. Dia hanya terfokus pada apa yang diterima di sekolah saja
tidak mau menerimanya jika dari orang lain.
BAB IV
ANALISA HASIL OBSERVASI
A.
Argumentasi terhadap Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan hak setiap
warga negara, karena itu negara wajib memberikan pelayanan dan mutu pendidikan
yang sesuai tanpa terkecuali, termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam
kemampuan dalam hal ini anak yang memiliki kelainan tuna grahita namun pelayanan tersebut tidak maksimal, karena ada
beberapa anak yang belum mendapatkan pelayanan yang layak seperti anak anak
tuna grahita dari kalangan keluarga tidak mampu dan dari lingkungan yang
terpencil. Namun pemerintah sudah mendirikan sekolah-sekolah khusus untuk penderita
anak yang kelainan, seperti tuna grahita,tuna netra dan lain-lain.
Seperti sekolah yang kami kunjungi yang bertempat di Wiradesa yang
merupakan satu-satunya di Kabupaten Pekalongan. Tidak seperti sekolah umum
lainnya, sekolah ini hanya menampung murid yang memiliki kelainan misalnya tuna
grahita. Karena kurangnya minat pendidik dibidang ini menjadikan kurangnya tenaga
pendidik dan fasilitas tertentu. Mengingat setiap satu guru seharusnya mengampu
5 murid saja, akan tetapi yang terjadi adalah satu guru mengampu kurang lebih
10 murid. Kurangnya tenaga pendidik untuk anak berkebutuhan khusus karena
mereka harus mempunyai keahlian khusus, mereka harus tahu karakter setiap
muridnya. Sehingga sangat dibutuhkan dari lulusan sarjana yang sesuai dibidang
tersebut.
Tetapi bukan berarti anak yang berkebutuhan khusus tidak mempunyai
prestasi justru sebaliknya banyak prestasi yang sudah mereka ukir sampai tingkat
Internasional, hal ini perlu dijadikan acuan untuk anak yang bersekolah umum
agar lebih bersyukur dengan selalu giat belajar dibandingkan dengan anak yang
sekolah di SLB.
B.
Cara Mengatasi Masalah
Anak tuna grahita termasuk jenis anak luar biasa yang harus
memperoleh pendidikan khusus yang sesuai. Seperti Imam sebagai anak yang
mempunyai keterbelakangan mental yang sudah mendapatkan pendidikan khusus di
SLB Wiradesa berkat dukungan dari orang tuanya.
Guru kelasnya sangat mendukung dalam mengembangkan bakat dan minat
siswanya, sehingga bakat dan minat anak tersebut dapat tersalurkan untuk bisa
mengikuti beberapa lomba dan mendapatkan juara. Murid-murid sangat perlu
mendapatkan pembinaan dan latihan sesuai dengan bidangnya masing masing.
Seperti dalam bidang olah raga, mereka mendapatkan bimbingan dari guru olah
raga yang mampu melatih murid berkebutuhan khusus.
Di dalam lingkungan masyarakat harus lebih peka terhadap anak yang
berkebutuhan khusus, seperti tidak mengucilkannya. Masyarakat harus mampu
mengajak berkomunikasi, memberikan motivasi serta memberikan dorongan
penyemangat.
C.
Konsep dalam Al-Qur’an dan Hadits
Al Baqarah ayat 286 :
لاَيُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا اِلَّاوُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ
وَعَلَيْهَا
مَا اكْتَسَبَتْ
Artinya
: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang dikerjakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya”
Ar rum ayat 54 :
اَللهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ
ضَعْفٍ قُوَّةً
ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِقُوَّةٍ
ضَعْفًا وَّشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ
وَهُوَالْعَلِيْمُ
الْقَدِيْرُ
Artinya
: ”Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian dia menjadikan
(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah kuat itu lemah (kembali) dan berubah. Dia menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya dan Dia-lah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”
At Tin ayat 4 :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَا نَ فِيْ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ
Artinya
: ”Sesunggunya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
Ar-Rahman
ayat 3-4 :
خَلَقَ الْاِنْسَانَ . عَلَّمَهُ الْبَيَا نَ .
Artinya
: “Dia menciptakan Manusia. Mengajarkan pandai berbicara”
Hadits yang diriwayatkan oleh Nu’man tentang adil dalam
memperlakukan anak-anak :
اِتَّقُوااللهَ وَاعْدِلُوْا بَيْنَ اَوْلاَدِكُمْ
Artinya : “Bertakwalah kamu kepada Allah dan
berlaku adil-lah terhadap anak-anakmu”
D.
Solusi dalam Pandangan Islam
Adapun beberapa solusi dalam pandangan Islam,
diantaranya supaya :
1. Menambah keimanan seseorang dalam kehidupan sehari-hari,
2. Lebih menigkatkan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya,
3. Meningkatkan kesabaran dalam menangani anak-anak yang terganggu
psikologisnya,
4. Saling mempunyai rasa kasih sayang antar sesama sehingga tidak saling
membeda-bedakan
BAB
V
SIMPULAN dan SARAN
Setelah
mengadakan observasi di SLB Wiradesa dapat disimpulkan bahwa anak tuna grahita
yaitu anak dengan hambata kecerdasan. Penyusun menemukan beberapa karakteristik
mental, fisik, sosial, emosi dan akademis. Adapun masalah-masalah yang dihadapi
oleh anak tuna grahita yaitu masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, kesulitan
belajar, penyesuaian diri, gangguan kepribadian dan emosi dan masalah
pemanfaatan waktu terluang.
Sehingga
saran dari kami perlu meningkatkan sarana dan prasarana serta guru guru yang
ahli dalam bidangnya. Agar anak yang berkebutuhan khusus bisa menyalurkan bakat
dan minatnya maka prestasi mereka terus bersinar dan tidak di tindas oleh anak
anak umum.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad AlHasyimiy, As Sayyid. 2009. Tarjamah
Muhtarul Ahadits.
Bandung:
Alma’arif
Al-Qur’an Al-Karim
Atmaja Prawira, Purwa. 2012. Psikologi Umum dengan Perspektif
Baru.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Olding Hebb, Donald. 1986. Psikologi.
Surabaya: Usana Offset Printing
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar