Total Tayangan Halaman

Kamis, 02 November 2017

PERKEMBANGAN MASA BAYI




PERKEMBANGAN MASA BAYI

Disusun guna memenuhi:
Mata Kuliah  : Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu      : Rahmi Anekasari, M.Pd.I



Oleh Kelompok 7:
Khoirunnisa’                         (2021115018)
Nanis Faila                             (2021115020)
Yaumul Markhamah            (2021115025)
Baiti Iksiroh                           (2021115026)

Kelas : B


JURUSAN PAI
FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2017


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu RahmiAnekasari, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Perkembangan yang telah memberikan tugas ini serta membantu memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, mungkin masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran demi kesempurnaan. Semoga makalah ini bermanfaat. Aamiin.








                                                                                                Penyusun


    Kelompok 7




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Masa Bayi
Masa bayi dianggap masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan yang sesungguhnya. Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi itu lahir.
Bayi merupakan makhluk yang perlu dilindungi. Semua kebutuhannya harus dipenuhi seperti yang diinginkannya, tetapi ia belum pandai menyatakan keinginannya itu.  Hal ini sejalan dengan pendapat Prof. Kohnstamm, seorang ilmuwan Bangsa Belanda, menyebut masa ini dengan periode vitaal. Masa bayi disebut sebagai masa vitaal. Menurut arti harfiahnya kata “vitaal” diartikan “penting”. Jadi masa bayi dianggap sebagai masa perkembangan yang sangat penting. Anak mengalami perubahan yang pesat dalam perkembangan jasmani dan rohaninya. Untuk mengimbangi proses perkembangan yang pesat itu ia memerlukan pemenuhan kebutuhan seperti makanan sehat, pakaian yang bersih, perawatan yang teratur, dan sebagainya.
Dalam perkembangan fungsi jasmani dan rohaninya, ada kalanya bayi lebih cepat perkembangan fungsinya, dan ada yang lebih lambat, hal ini disebabkan oleh faktor intern dan ekstern.
Faktor intern adalah sebagai berikut:
1.    Tempo atau kecepatan dan irama perkembangan tersebut berbeda-beda pada setiap fase dan setiap anak. Membanding-bandingkan perkembangan anak tidaklah baik untuk untuk perkembangan anak itu sendiri.
2.    Bakat, temperamen, dan kepribadian anak yang tidak sama.


Sedangkan faktor ekstern sebagai berikut:
1.    Perawatan jasmani
2.    Sikap (attitude) pendidik serta orangtua.

B.     Ciri-Ciri Masa Bayi
Berikut ini adalah ciri-ciri yang membedakan masa bayi dari periode sebelum dan sesudahnya adalah sebagai berikut:
1.    Masa dasar yang sesungguhnya.
Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun awal dianggap sebagai masa dasar. Namun masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena saat ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk.
2.    Masa perubahan dan masa pertumbuhan berjalan pesat
Bayi berjalan pesat baik secara fisik maupun psikologis. Dengan cepatnya pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi pada penampilan tetapi juga dalam kemampuan. Pertumbuhan dan perubahan intelek berjalan sejajar dengan pertumbuhan fisik.
3.    Masa berkurangnya ketergantungan
Berkurangnya ketergantungan pada orang lain merupakan efek dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi duduk, berdiri, berjalan dan menggerakkan benda-benda.
4.    Masa meningkatnya individu
Hal yang penting dalam meningkatkan kemandirian adalah bahwa keadaan ini memungkinkan bayi mengembangkan hal-hal yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Akibatnya, individualitas yang tampak pada waktu lahir semakin menonjol pada saat menjelang masa akhir.
5.    Masa permulaan berkembangnya penggolongan peran seks
Hampir pada saat dilahirkan anak laki-laki diperlukan sebagai anak laki-laki dan anak perempuan sebagai anak perempuan. Misal anak laki-laki diberi pakaian berwarna biru dan mainan mobil-mobilan. Sedangkan anak perempuan diberikan pakaian warna merah jambu dan mainan boneka.
6.    Masa yang menarik
Anak yang lebih besar menganggap bahwa bayi menarik karena ketidakberdayaan dan ketergantungan
7.    Masa permulaan kreativitas
Dalam bulan-bulan pertama bayi belajar mengembangkan minat dan sikap yang merupakan dasar bagi kreativitasnya kemudian dan untuk penyesuaian diri dengan pola-pola yang diletakkan orang lain.
8.    Masa berbahaya
Meskipun semua tahapan dalam rentang kehidupan mengandung bahaya, tetapi bahaya tertentu lebih banyak terdapat selama masa bayi daripada dalam periode-periode lain. Bahaya dapat merupakan bahaya fisik dan psikologis.


C.    Perkembangan pada Masa Bayi
Perkembangan pada masa bayi meliputi:
1.      Perkembangan Fisik Masa Bayi
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlngsung sangat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Tubuhnya bergerak terus menerus ke kiri dan ke kanan dan sering kali tidak dapat dikendalikan. Mereka juga memliki refleks yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam selang waktu 12 bulan, bayi-bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat dan bahkan berjalan. Kemudian, selama tahun kedua, pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi pada kegiatan-kegiatan seperti berlari dan memanjat pertumbuhannya justru berlangsung cepat.

a.       Tinggi dan berat badan
Pada saat dilahirkan, panjang rata-rata bayi adalah 20 inci atau 50 cm, dengan berat 3,4 kg. Dibandingkan dengan ukuran tubuh orang dewasa, panjang bayi lebih dekat daripada beratnya: panjang bayi yang 20 inci menunjukkan lebih dari satu perempat tinggi orang dewasa , sedangkan 3,4 kg beratnya menunjukkan hanya sebagian kecil dari berat badan orang dewasa.
Setelah bayi menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara menghisap, menelan, dan mencerna, fisiknya bertubuh dengan cepat. Selama bulan-bulan  pertama kehidupannya, berat badan bayi bertambah sekitar 5 hingga 6 ons per minggu. Kedua kehidupannya, rata-rata pertumbuhan bayi mengalami perlambatan. Pada usia 2 tahun, berat bayi mencapai sekitar 13 hingga 16 kg dengan sekitar 32 hingga 35 inci.
b.      Perkembangan refleks
Pada masa bayi, terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut “refleks”. Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan pertama kehidupannya, kebanyakan refleks menghilang atau menyatu dengan gerakan yang relatif disengaja atau penuh arti. Ketika mereka menguasai kemampuan ini, maka disebut “skill” atau keterampilan. Refleks dan skil disebut juga kemampuan motorik.

Diantara refleks-refleks yang muncul pada masa bayi itu adalah:
1.      Refleks menghisap dan mencari
Refleks mencari terlihat ketika pipi bayi disentuh dan diusap dengan lembut, maka ia langsung merespons dengan memalingkan kepalanya ke arah pipi yang disentuh. Tingkah laku pencarian inilah yang disebut dengan “refleks mencari”. Bayi yang baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan dimulutnya. Jika kemudian bayi menemukan puting susu ibu, maka ia akan langsung  menghisap secara kuat dan berirama tanpa belajar terlebih dahulu.
Refleks mencari dan menghisap akan menghilang setelah bayi berusia kira-kira 3 hingga 4 bulan. Kemudian, dalam usia 1 tahun, refleks menghisap menyatu dan diperlus dengan aktivitas makan yang disengaja.
2.      Refleks moro (moro reflekx)
Refleks moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru lahir sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkannya.
3.      Refleks menggenggam
Refleks mengganggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi, dan bayi akan merespon dengan cara menggenggam dengan kuat. Pada bulan ketiga, refleks menggenggam ini berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman yang lebih spontan, yang sering dihasilkan oleh rangsangan visual. Misalnya, ketika seorang bayi melihat sesuatu gerakan yang berputar diatas tempat tidurnya, ia akan berusaha meraihnya dan mencoba menggenggamnya.
Untuk mendukung perkembangan organ-organ tubuhnya, bayi harus terbiasa makan, sampai sekitar 5 bulan ia harus memakan makanan cair. Dan ketika pertama kali belajar mengunnyah, si bayi akan melakukannya dengan beberapa gigi bagian depan. Tetapi dengan semakin sering dan banyaknya yang dikunyah, ia mulai melatih gigi-gigi baru yang jumlahnya semakin banyak.
Kebutuhan makanan saja tidak cukup untuk perkembangan fisiknya, ia juga memerlukan istirahat dengan tidur. Selama fase infancy, hampir 90% dari seluruh waktu yang ada dipergunakan untuk tidur. Sedangkan dalam fase babyhood, keperluan tidur itu berjenjang, misalnya usia 6 bulan waktu tidur kira-kira 52,5%  dan waktu yang lain digunakan untuk bermain. Bayi yang selalu teratur makannya hingga terpenuhi menu dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, umumnya akan tidur menjadi bertambah panjang.

2.      Perkembangan Kognitif Masa Bayi
Perkembangan kognitif (intelektual) adalah perkembangan pikiran bagian dari otak yang dipakai untuk memahami, mengetahui, menalar serta mengenali sesuatu. Sejak tahun pertama fungsi intelegensi sudah mulai nampak dalam tingkah lakunya, umpamanya dalam tingkah laku motorik dan berbicara. Anak yang cerdas menunjukkan gerakan-gerakan yang lancar, serasi dan koordinasi. Sedangkan anak yang kurang cerdas, gerakan-gerakannya kaku,  dan kurang terkoordinasi. Perkembangan kemampuan motorik (berjalan) pada anak yang cerdas dimulai pada usia 12 bulan, anak yang sedang pada usia 15 bulan, yang moron 22 bulan, dan yang idiot 30 bulan. Dalam perkembangan bahasa (berbicara), anak yang cerdas mulai berbicara pada usia 16 bulan, moron 34 bulan, dan idiot 51 bulan.
Dalam pola belajar berbicara biasanya terdapat empat bentuk prabicara: menangis, berceloteh, isyarat dan ungkapan-ungkapan emosi. Isyarat dipakai bayi sebagai pengganti bahasa, sedangkan pada anak yang lebih tua atau orang dewasa isyarat dipakai sebagai pelengkap bahasa. Karena bahasa dipelajari melalui proses meniru maka bayi perlu memperoleh model atau contoh yang baik supaya dapat meniru kata-kata yang baik dan juga bayi dapat diajari lebih dari satu bahasa dengan mendengarkan atau meniru bahasa yang diajarkan oleh orang tua atau yang didengarnya.
Bayi dapat diajarkan lebih dari satu bahasa juga disebabkan karena pada masa bayi otaknya telah membentuk koneksi yang jumlahnya kurang lebih dua kali yang dimiliki oleh orang dewasa. Koneksi otak adalah hubungan antara sel-sel otak dengan sel-sel lainnya dalam tubuh manusia. Sebuah koneksi akan semakin kuat terbentuk dalam otak bayi apabila kejadian atau pengalaman yang memicu terbentuknya koneksi tersebut semakin sering terjadi. Jadi, jika bayi sering diajarkan lebih dari satu bahasa maka bayi akan cepat menguasai bahasa tersebut.
Di samping memiliki kemampuan berbahasa yang dapat berkembang dengan cepat, bayi sejak lahir juga dengan aktif memproduksi bunyi sekalipun bukan bahasa. Produksi bunyi pada tahun pertama kehidupan mengikuti suatu urutan rapi. Kaplan mengidentifikasi empat tahap produksi bunyi pada bayi, yaitu (1) Tangisan yang dimulai dari kelahiran, (2) Suara-suara lain dan mendengkur, yang dimulai pada akhir bulan pertama, (3) Ocehan, yang dimulai pada pertengahan tahun pertama, (4) Suara yang telah dipolakan pada usia menjelang 1 tahun.
Mendengkur termasuk dalam tahapan produksi bunyi pada bayi sehingga mendengkur merupakan hal yang wajar dialami bayi saat tidur. Tetapi jika dengkuran bayi amat keras, napasnya terengah-engah, tersedak, dan gelisah saat tidur, itu adalah gejala Apnea yaitu kondisi yang menyebabkan berhentinya nafas untuk sementara waktu. Jika tanda-tanda terjadi lebih baik segera bawa bayi ke dokter.

Perkembangan bahasa pada masa bayi melalui beberapa tahap yaitu:
a.       Cooing (Menggumam): ini terjadi pada masa bayi, yaitu bayi mengeluarkan suara-suara yang mencakup semua fonem yang mungkin ada. Suara-suara tersebut sama pada bayi dan bahasa yang berbeda, mencakup pula bayi yang tuli.
b.      Balling (Meraban): terjadi pada bayi berusia sekitar 6 bulan, bayi mampu mengeluarkan fonem yang menonjol yang menandai bahasa utama bayi.
c.       One Word Utterance: bayi usia 6 bulan sampai 1 tahun menggunakan satu kata untuk menyampaikan maksud, keinginan, maupun tuntutannya. Biasanya berupa kata benda yang menggambarkan objek-objek yang dikenalkan melalui pengamatan.
d.      Two Word Utterance dan Telegraphic Speech: secara  bertahap, pada usia 1,5-2.5 tahun, anak dalam berkomunikasi mulai mengkombinasikan kata-kata tunggal untuk menghasilkan ucapan 2 kata. Pada tahap ini sering terjadi overextension error yaitu kesalahan penerapan kosa kata dalam menyatakan sesuatu pada situasi yang berlainan karena keterbatasan kosa kata anak.
e.       Basic Adult Sentence Structure: anak mulai dapat bicara dengan struktur bahasa yang lebih lengkap seperti orang dewasa, yaitu ada unsur subyek, predikat, dan obyek/keterangan.
Dilihat dari perkembangan kognitif menurut Piaget dalam bukunya Fatimah Ibda usia bayi pada periode sensorimotor. Tahap ini dimulai dari lahir hingg berusia dua tahun, bayi belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui indera mereka yang sedang berkembang dan melalui aktivitas motor. Aktivitas kognitif terpusat pada aspek alat dria (sensori) dan gerak (motor), artinya dalam peringkat ini, anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan dengan melalui alat drianya dan penggerakannya, keadaan ini merupakan dasar bagi perkembangan kognitif selanjutnya, aktivitas sensorimotor terbentuk melalui proses penyesuaian struktur fisik sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.
Bayi mengenal objek-objek yang berada di lingkungannya melalui sistem penginderaan dan gerakan motoriknya. Meskipun ketika dilahirkan seorang bayi sangat bergantung dan tidak berdaya, tetapi sebagian alat-alat indranya sudah langsung bisa berfungsi.


Ada enam sub periode sensorimotor, sebagai berikut:
1.      Modifikasi (Pelatihan refleks-refleks), usia 0-1 bulan.
Pada fase ini masih terbatas pada kemampuan untuk melatih refleks-refleks, seperti menghisap atau menghirup dan menggenggam. Berkembangnya persepsi egosentris, masih belum bisa membedakan dirinya dengan obyek-obyek lainnya.
2.      Pengembangan Skema (Reaksi pengulangan pertama), usia 1-4 bulan.
Bayi melakukan kegiatan yang menyenangkan secara sirkulasi (berulang-ulang) dan bersifat primer (berhubungan dengan tubuh), seperti mengeyot jempol secara berulang-ulang karena menyenangkan sehingga menjadi kebiasaan.
3.      Reaksi pengulangan kedua (Secondary Circuir Reactions), usia 4-8 bulan.
Tingkah lakunya lebih berorientasi ke luar. Bayi mengembangkan minatnya atau perhatiannya terhadap peristiwa atau lingkungan disekitarnya. Mengulang kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, seperti menggerak-gerakkan mainan yang mengeluarkan bunyi yang menarik.
4.      Koordinasi reaksi-reaksi (Skema sekunder atau mengembangkan tingkah laku internasional), usia 8-12 bulan.
Mulai berkembangnya tingkah laku yang intensional (disengaja/bertujuan). Bayi mulai dapat membuat cara untuk mencapai tujuan (sesuatu yang diinginkan). Menggunakan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa untuk menghadapi situasi baru. contoh, misalnya anak mampu mengangkat bantal dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain memegang mainan. 
5.      Reaksi Pengulangan ketiga (Eksplorasi), usia 12-18 bulan
Bayi mulai mengubah skema secara sistematik untuk menghasilkan efek-efek baru. Dapat memecahkan masalah melalui trial and error. Anak secara granual belajar tentang dampak kegiatannya terhadap lingkungannya. Pada tahap ini anak dapat menemukan cara baru untuk memperoleh tujuan yang sama, seperti dengan cara menginjaknya atau meninjunya dengan tangan.
6.      Permulaan Berfikir (Representasi Mental), usia 18-24 bulan
Anak sudah mulai mengembangkan kemampuan untuk memahami fungsi-fungsi simbolik atau representasi mental. Pada tahap ini, anak sudah dapat berekpresi secara mental dan memiliki insight untuk memecahkan suatu masalah. Perkembangan kognitif pada usia ini ditandai pula oleh kemampuan:
a.       Mengembangkan imitasi, memori dan berfikir.
b.      Mempersepsi ketajaman obyek, yaitu obyek-obyek itu akan tetap ada meskipun tidak ada lagi dalam lapangan persepsinya.
c.       Bergerak dan kegiatan yang bersifat refleks ke aktivitas yang mengarah kepada tujuan.

3.      Perkembangan Psikososial Masa Bayi
Perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, masa bayi adalah masa ketika anak-anak mulai belajar berjalan, berfikir, berbicara dan merasakan sesuatu. Beberapa hal penting yang berkaitan dengan perkembangan psikososial pada masa bayi, diantaranya:

a.      Perkembangan Emosi
Emosi dapat diartikan sebagai perasaan afeksi yang melibatkan kombinasi antara gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak.
Berdasarkan klasifikasi menurut Izard, diketahui beberapa ekspresi emosi selama masa bayi, yaitu kegembiraan tertawa diekspresikan pada usia 4 bulan, ketakutan diekspresikan pada usia 5 bulan hingga 8 bulan dan emosi-emosi yang lebih rumit seperti malu, kebingungan, rasa bersalah, cemburu, dan kebanggaan yang diekspresikan selama anak belajar berjalan.
b.      Perkembangan Temperamen
Sejak lahir, bayi memperlihatkan berbagai aktifitas individual yang berbeda-beda. Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kaki, dan mulutnya. Tetapi bayi yang lain ada yang terlihat lebih tenang. Sebagian bayi merespon dengan hangat kepada orang lain, sementara yang lain cerewet, rewel, dan susah diatur. Semua gaya perilaku ini merupakan temperamen seorang bayi.

c.       Perkembangan Attachmen
Para ahli riset dan klinis lebih menaruh perhatian pada dua jenis ikatan, yaitu keterkaitan dengan orang tua dan keterkaitan anak-anak. Diketahui bahwa anak-anak secara psikologis terkait kepada orang tua mereka. Bayi pada mula-mulanya mengalami keterkaitan dengan ibunya dan tidak lama kemudian dengan orang yang dekat selain ibu (significant other) dalam pertengahan kedua usia mereka yang pertama.

d.      Perkembangan Rasa Percaya (Trust)
Menurut Erikson, keadaan rasa percaya pada bayi umumnya mengandung tiga aspek, yaitu:
a.       Bahwa bayi belajar percaya pada kesamaan dan kesinambungan dari pengasuh di luarnya;
b.      Bahwa bayi belajar percaya diri dan dapat percaya pada kemampuan organ-organnya sendiri untuk menanggulangi dorongan-dorongan;
c.       Bahwa bayi menganggap dirinya cukup dapat dipercaya sehingga pengasuh tak perlu waspada dirugikan.

e.       Perkembangan Otonomi
Setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah milik mereka sendiri. Mereka mulai menyatakan rasa mandiri atau otonomi mereka. Pada tahap ini, bila orang tua selalu memberikan dorongan kepada anak mereka agar dapat berdiri di atas kedua kaki mereka sendiri, sambil melatih kemampuan-kemampuan mereka, maka anak akan mampu mengembangkan pengendalian atas otot, dorongan, lingkungan dan diri sendiri. Dan sebaliknya, jika orang tua cenderung menuntut terlalu banyak atau terlalu membatasi anak untuk menyelidiki lingkungannya, maka anak akan mengembangkan suatu rasa malu dan ragu-ragu yang yang berlebihan tentang kemampuan mereka untuk mengendalikan diri mereka sendiri dan dunia mereka.

f.       Perkembangan Bermain
Perkembangan bermain pada masa ini mengikuti pola yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan fisik, motorik, dan mental baik pada pola permainan khusus. Ciri-ciri bermain masa ini yaitu:
a.       Dalam permainan bayi tidak terdapat aturan-aturan;
b.      Sepanjang masa bayi permainan lebih merupakan bentuk permainan sendiri dan tidak bersifat sosial;
c.       Perkembangan bermain bergantung pada perkembangan fisik, motorik, dan intelek, maka jenis permainan juga bergantung pada pola-pola perkembangan dalam bidang-bidang tersebut;
d.      Mainan dan alat-alat bermain pada perkembangan bermain masa bayi belum sepenting pada periode-periode berikutnya;
e.       Permainan bayi ditandai dengan banyak pengulangan dan tidak banyak ragamnya.
Hurlock megemukakan pendapatnya bahwa perkembangan bermain pada masa bayi terjadi melalui beberapa tahap, yaitu:
a.       Tahap penjelajahan (exploratory stage). Ciri khasnya adalah berupa kegiatan menjangkau atau meraih benda di sekelilingnya, lalu mengamatinya.
b.      Tahap main (toy stage). Hal ini terjadi pada usia pra sekolah, mereka menganggap beda mainnya, sebagaimana makhluk hidup yang lain. Yakni dapat makan, berbicara, merasa sakit dan sebagainya.
c.       Tahap bermain (play stage). Tahap ini terjadi bersamaan dengan anak masuk Sekolah Dasar, bermain dengan alat permainan yang lama kelamaan berkembang menjadi games, olah raga dan bentuk permainan lain yang juga dilakukan oleh orang dewasa.
d.      Tahap melamun (daydream stage). Tahap ini diawali saat anak mendekati masa pubertas.

g.      Perkembangan Bahasa
            Dalam pola belajar berbicara biasanya terdapat empat bentuk pembicara:
1.      Menangis
Menurut Ostwald dan Pelzman, menangis adalah salah satu dari cara-cara pertama bayi berkomunikasi dengan dunia pada umumny, meskipun orang tidak selalu tepat menafsirkan apa yang hendak disampaikan bayi, tetapi tangisan menandakan bahwa bayi berusaha untuk berkomunikasi.
2.      Berceloteh
Pada usia 6 bulan sbagian besar bayi dapat menggabungkan huruf hidup tertentu dengan bunyi-bunyi huruf mati, seperti “ma-ma” “da-da”, berceloteh dimulai pada bulan kedua atau ketiga, mencapai puncaknya ada 8 bulan.
3.      Isyarat
Bayi menggunakan isyarat yang dikombinasikan dengan kata-kata untuk membuat kalimat. Dengan mengulurkan tangan dan tersenyum, bayi dapat menyampaikan gagasan bahwa ia ingin digendong.
4.      Ungkapan-ungkapan emosi
Ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang bermanfaat karena dua alasan. Pertama, karena bayi belum mempelajari  pengendalian emosi, maka mdah bagi orang lain untuk mengetahui emosi apa yang mereka alami melalui ungkapan-ungkapan waah dan badan. Kedua, bayi lebih mudah mengerti orang lain melalui ungkapan wajah daripada melalui kata-kata. Kalimat “saya marah” misalnya mungkin tidak banyak berarti atau tidak berarti sama sekali bagi bayi dibandingkan dengan ungkapan wajah yang marah yang cepat dimengerti.

h.      Perkembangan Pengertian
            Bayi memperoleh pengertian mengenai apa yang diamati melalui pematangan dan belajar. Hal ini sebagian bergantung pada tingkat kecerdasan dan sebagian lagi pada pengalaman sebelumnya. Dengan diperolehnya arti baru, bayi menafsirkan pengalaman baru sehubungan dengan ingatannya tentang pengalaman sebelumnya. Pengembangan konsep merupakan hasil asosiasi dari dengan benda, orang-orang dan situasi.
            Persepsi pertama bayi diperoleh melalui penjelasan sensorik. Bayi memandang meraba, mencium bau dan mengecap semua semua obyek yang dapat dijangkaunya. Kemudian, dengan perkembangan koordinasi ototnya ia dapat memperoleh lebih banyak arti dengan memegang apa yang dapat diarahnya. Dengan cara ini perhatian lebih terpusat dan diperoleh kesempatan untuk menemukan arti.




BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Masa bayi dianggap masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan yang sesungguhnya. Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi itu lahir. Bayi merupakan makhluk yang perlu dilindungi. Untuk mengimbangi proses perkembangan yang pesat itu ia memerlukan pemenuhan kebutuhan seperti makanan sehat, pakaian yang bersih, perawatan yang teratur, dan sebagainya.
Berikut ini adalah ciri-ciri yang membedakan masa bayi dari periode sebelum dan sesudahnya adalah sebagai berikut: Masa dasar yang sesungguhnya, masa perubahan dan masa pertumbuhan berjalan pesat, masa berkurangnya ketergantungan, masa meningkatnya individu, masa permulaan berkembangnya penggolongan peran seks, masa yang menarik, masa permulaan kreativitas, dan masa berbahaya.
Perkembangan pada masa bayi meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial bayi.

 
DAFTAR PUSTAKA


Anekasari, Rahmi. 2017. Psikologi Perkembangan Bacaan Wajib (Calon) Orang Tua, Guru dan Dosen. Pemalang: Penerbit Nem.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Elizabeth B. Hurlock, Elizabeth B. 2002. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupab, terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rochmah, Yuliani Elfi. 2005. Psikologi Perkembangan. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.
Sholehuddin, Sugeng. 2008. Psikologi Perkembangan dalam Perspektif Pengantar. Pekalongan: STAIN Press.
Yudrik Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Zulkifli L. 2002. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.







1 komentar:

nalomacchione mengatakan...

Betway casino no deposit bonus codes - DrmCD
For 청주 출장샵 now, it is just the best option to download Betway 충주 출장안마 Casino app. 안동 출장샵 Betway is an exciting gambling 원주 출장샵 app, but not the best. 보령 출장샵