MEMAHAMI KONSEP DASAR
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Disusun guna memenuhi
tugas:
Mata
Kuliah : Teknologi Pendidikan
Dosen
Pengampu : M. Mufid, M.Pd
Oleh Kelompok 1 :
Nurhafidz
Alfaruq (2021113110)
Zaldi
Ramadhan Y. (2021113158)
Fuad
Amin Rosyadi (2021113237)
Naila
Zulfa (2021115002)
Auliya
Nisa ‘A. (2021115013)
Khoirunnisa (2021115018)
Yaumul
Markhamah (2021115025)
Kelas :
G
PAI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “Memahami
Konsep Dasar Teknologi Pendidikan” ini dapat diselesaikan. Shalawat
dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para
sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak
M. Mufid, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Pendidikan yang
telah memberikan tugas ini serta membantu memberikan motivasi dan masukan dalam
penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, mungkin masih banyak
kekurangannya. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran demi
kesempurnaan. Semoga makalah ini bermanfaat. Aamiin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makna teknologi seolah-olah bergandengan erat seperti dua sisi mata
uang logam. Masyarakat pada umumnya memang mengidentikkan teknologi dengan
komputer. Kajian tentang makna teknologi secara utuh telah dirumuskan oleh
berbagai pakar. Namun, untuk kajiaan tentang pengertian dan makna teknologi
perlulah diluruskan terlebih dahulu sebelum membahas disiplin teknologi
pendidikan.
Konsep teknologi sudah tentu berperan besar terhadap konsep
teknologi pendidikan. Dalam hal ini, teknologi diartikan secara khusus, yaitu
bukan hanya perangkat keras atau gadget sebagaimana yang kita temui
sekarang ini, melainkan juga peran teknologi itu sendiri bagi manusia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
definisi dari teknologi pendidikan?
2.
Bagaimana
sifat dari teknologi?
3.
Apa
saja ruang lingkup dalam mempelajari teknologi pendidikan?
4.
Apa
saja urgensi mempelajari teknologi pendidikan?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui definisi teknologi pendidikan.
2.
Untuk
mengetahui sifat-sifat teknologi.
3.
Untuk
mengetahui ruang lingkup teknologi pendidikan.
4.
Untuk
mengetahui urgensi teknologi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teknologi Pendidikan
Apabila dirumuskan dalam satu kalimat, maka teknologi pendidikan
dapat didefinisikan sebagai suatu proses kompleks yang terintegrasi meliputi
manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang
menyangkut semua aspek belajar, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola
pemecahan masalah itu.
Ada beberapa pendapat tentang apa yang dimaksud dengan teknologi
pendidikan. Istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah instructional
technology means the media born of the communications revolution which can be
used for instructional purpose alongside the theacher, the book, and the
blackboard. Jadi yang diutamakan adalah media komunikasi yang berkembang
secara pesat sekali yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan.
Pendapat lain mengatakan teknologi pendidikan adalah pengembangan,
penerapan, dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses belajar manusia.
Ada pula yang berpendapat bahwa teknologi pendidikan adalah
pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem
solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi
modern maupun tradisional.
Penafsiran tentang teknologi pendidikan sebagai suatu cara mengajar
yang menggunakan alat-alat teknik modern yang sebenarnya dihasilkan bukan
khusus untuk keperluan pendidikan akantetapi dapat dimanfaatkan dalam
pendidikan, seperti radio, TV, proyektor, dan lain-lain. Bagi teknologi
pendidikan alat-alat yang dihasilkan seperti alat audio-visual bukan esensial.
Teknologi
pendidikan sering dikacaukan dengan “teknologi dalam pendidikan”. Teknologi dalam pendidikan
adalah penerapan teknologi terhadap sembarang proses yang berkenaan dengan
bekerjanya lembaga yang bergerak dalam usaha pendidikan. Teknologi tersebut
juga diterapkan terhadap makanan, kesehatan, keuangan, pembuatan jadwal, pelaporan
nilai, dan lain-lain proses yang menunjang pendidikan dalam kerangka
kelambagaan. Jadi teknologi dalam pendidikan tidak sama dengan teknologi
pendidikan.
Dalam garis besarnya, langkah-langkah yang diikuti dalam metode
teknologi pendidikan adalah:
1.
Merumuskan
tujuan yang jelas yang harus dicapai yang dapat dipandang sebagai masalah.
2.
Menyajikan
pelajaran menurut cara yang dianggap serasi yang kita pandang sebagai hipotesis
yang perlu dites.
3.
Menilai
hasil pelajaran untuk memulai hipotesis itu.
4.
Mencari
perbaikan, andaikan hasilnya belum memenuhi syarat atau standar yang
ditentukan.
Teknologi pendidikan mengharuskan guru merumuskan tujuan yang
jelas, memikirkan metode yang efektif, dituntut agar diadakan penilaian yang
segera tentang yang sudah dipelajari. Penilaian itu berfungsi sebagai alat
pengukur keberhasilan peserta didik.
Sehingga teknologi pendidikan mengajak guru untuk bersikap
problematis terhadap proses belajar mengajar dan memandang tiap metode mengajar
sebagai hipotesis yang harus diuji keefektivitasnya.
B.
Sifat Teknologi
Beberapa pakar berasumsi bahwa sifat teknologi juga dapat dipandang
dari berbagai sisi seperti yang telah dirumuskan oleh Sumitro Djodjohadikusumo,
Quraish Shihab, dan Heinich. Pendapat guru besar ekonomi, Sumitro Djodjohadikusumo
merupakan sebagai tinjauan berdasarkan ilmu ekonomi yang menekankan peran serta
pengaruh pemanfaatan teknologi terhadap kekayaan alam.
Sifat teknologi ada tiga macam, yaitu:
1.
Teknologi
Maju (Advanced Technology),
Yaitu upaya peningkatan kemampuan nasional di bidang penelitian dan
teknologi terkait dengan sumber energy, mineral, nuklir, dan beberapa aspek
pokok di bidang teknologi angkasa luar.
2.
Teknologi
Adaptif (Adaptive Technology)
Yaitu teknologi yang bersumber pada penelitian dan pengembangan di
negara maju, harus digarap dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
3.
Teknologi
Protektif (Protective Technology)
Yaitu teknologi yang dipersiapkan untuk memelihara, melindungi, dan
mengamankan ekologi serta lingkungan hidup bagi masa depan.
Bagi Quraish Shihab mengungkapkan teknologi ditemukan sebagai:
1.
Perpanjangan
fungsi organ manusia, yaitu untuk membantu manusia dalam penyelesaian pekerjaan
sehari-hari.
2.
Perluasan
atau penciptaan organ baru manusia, karena manusia tidak memiliki organ tubuh
yang dapat melaksanakan tugas tertentu. Maka teknologi jenis ini dapat
mengambil alih pekerjaan manusia.
3.
Seteru
atau saingan manusia, yaitu berkaitan dengan sifat teknologi yang semakin lama
semakin rumit. Teknologi ini diciptakan berdasarkan temuan teknologi sebelumnya
atau memperbaiki dan meningkatkan mutu teknologi yang sudah ada.
Heinich menganggap teknologi sebagai suatu disiplin ilmu yang
sistematis dan rasional. Ia merumuskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh
suatu teknologi, antara lain: (1) dapat ditiru, diulang, atau diperbanyak (replicability),
(2) dapat diandalkan, karena melalui serangkaian uji coba (reliability),
mudah digunakan dan dilaksanakan untuk mengatasi masalah (algorithmic-decision
making), (3) dapat dikomunikasikan dan dipantau sehingga teknologi dapat
diperbaiki berdasarkan masukan dari orang/pihak lain (communication and
control) dan (4) berkaitan dengan sifat pertama, berdampak skala karena
pengulangan dan penyebarannya, sehingga dampak baik atau buruk teknologi dapat
cepat tersebar atau menyusut (effect of scale).
C.
Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan
Ruang lingkup dalam teknologi pendidikan meliputi:
1.
Kawasan
Desain
Yaitu proses untuk menentukan kondisi belajar. Kawasan desain
berasal dari psikolgi pendidikan. Desain yang dikembangkan dengan sukses oleh
Skinner melandasi timbulnya “gerakan” pembelajaran terprogram. Kawasan desain
meliputi penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan
perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan cara sistematis dan sistematik,kawasan desain terdiri atas:
a.
Desain
sistem pembelajaran, yaitu prosedur yang terorganisasi dan sistematik untuk
penganalisian, perancangan, pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.
b.
Desain
pesan, yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima pesan.
c.
Strategi
pembelajaran, yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa
belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran.
d.
Karakteristik
peserta didik, yaitu asoek latar belakang peserta didik yang memengaruhi
terhadap efektifitas proses belajarnya, mencakup keadaan sosio-psiko-fisik
peserta didik.
2.
Kawasan
Pengembangan
Yaitu proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik,
mencakup banyak variasi teknologi seperti teknologi cetak, teknologi AV,
teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu.
Kawasan pengembangan berorientasi pada produksi media pembelajaran
yang progesif, karena pengaruh kemajuan teknologi perangkat keras yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran dan menjadi cikal bakal pengembangan pengolahan
sumber belajar by design.
Kawasan pengembangan meliputi:
a.
Teknologi
cetak, yaitu cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku-buku dan
bahan visual yang statis, terutma melalui proses pencetakan mekanis atau
fotografi. Teknologi cetak menjadi awal dari kemunculan teknologi lain.
b.
Teknologi
audiovisual, yaitu cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan
peralatan mekanis danelektronis untuk menyajikan pesan audio dan visual. Pesan
dalam program video mencakup tidak hanya visual, namun juga gerak atau mampu
menyajikan proses melalui potensi time-lapse.
c.
Teknologi
berbasis komputer, yaitu cara memproduksi dan menyampaikan bahan menggunakan
perangkat yang bersumber mikro prosesor. Teknologi ini merupakan teknologi
digital, dengan monitor sebagai tumpuan penyaji pesan kepada peserta didik.
d.
Teknologi
terpadu, yaitu cara untuk memproduksi danmenyampaikan bahan dengan memadukan
beberapa jenis media yang dikendalikan oleh komputer. Kekhususan teknologi
terpadu diantaranya terkait dengan penyajian secara acak, digunakan sesuai
dengan keinginan peserta didik, adanya adopsi teori serta tututan
interaktivitas yang tinggi dari peserta didik.
3.
Kawasan
Pemanfaatan
Yaitu aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.
Kawasan pemanfaatan disebutkan oleh Seels dan Richey sebagai kawasan tertua
diantara kawasan lain. Kawasan ini sering kena imbas kemajuan teknologi dan
kebijakannya, prosedur yang digunakan memerlukan proses panjang, kerja keras,
dan kerja sama pihak terkait. Kawasan pemanfaatan meliputi:
a.
Pemanfaatan
media. Yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Dalam hal
ini urutan, karakter peserta didik, lingkungan belajar juga harus diperhatikan.
b.
Difusi
inovasi, yaitu proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan
tujuan untuk diadopsi. Agar suatu medium dapat diterima dan digumakan dalam
pembelajaran sehari-hari, tanpa ada keterpaksaan dari pihak mana pun.
c.
Implementasi
dan pelembagaan, yaitu penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan
yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Implementasi tertuju pada kegiatan
penggunaan yang efektif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan pelembagaan
adalah adanya penerimaan dimana teknologi itu menjadi bagian dari organisasi
kependidikan tersebut.
d.
Kebijakan
dan regulasi, yaitu sebagai aturan dan tindakan nyata dari penggunaan atau dari
pembuat keputusan untuk menerima inovasi.
4.
Kawasan
Pengelolaan
Yaitu bagian integral dan sering dihadapi oleh para teknologi
pembelajaran. Peran pengelolaan ini sering dihadapi sebagai pimpinan atau
pejabat lembaga organisasi. Pengelolaan mencakup prinsip pengelolaan umum
seperti pengendalian teknologi pembelajaran melalui perencanaan,
pengorganisaisan, pengoordinasian, dan supervisi.
5.
Kawasan
penilaian
Yaitu kegiatan untuk mengkaji serta memperbaiki suatu produk atau
program. Perbaikan dilakukan berdasarkan mesukan atau informasi yang diterima.
Masih banyak pihak yang melakukan evaluasi belajar dengan cara membandingkan
kemampuan seorang peserta didik dengan temannya. Penilaian yang diharapkan
adalah merujuk pada tujuan pembelajaran.
Gronlund mengenalkan pula evaluasi untuk pengembangan produk, yakni
evaluasi formatif dan sumatif. Kawasan penilaian beranjak dari analisis
masalah, pengukuran acuan patokan (criteria-referenced test), evaluasi
formatif yang bermanfaat untuk pengembangan program dan produk pembelajaran,
serta evaluasi sumatif.
D.
Urgensi Mempelajari Teknologi Pendidikan
Ely melaporkan adanya potensi teknologi pendidikan sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
produktivitas pendidikan, dengan jalan:
-
Mempercepat
tahap belajar.
-
Membantu
guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik.
-
Mengurangi
beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak membina
dan mengembangkan kegairahan belajar anak.
2.
Memberikan
kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan:
-
Mengurangi
control guru yang kaku dan tradisional.
-
Memberikan
kesempatan anak berkembang sesuai kemampuannya.
3.
Memberikan
dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran dengan jalan:
-
Perencanaan
program pengajaran yang lebih sistematis.
-
Pengembangan
bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tentang perilaku.
4.
Lebih
memantapkan pengajaran, dengan jalan:
-
Meningkatkan
kapabilitas manusia dengan berbagai media komunikasi.
-
Penyajian
informasi dan data secara lebih konkrit.
5.
Memungkinkan
belajar secara seketika, karena dapat mengurangi jurang pemisah antara
pelajaran di dalam dan di luar sekolah.
6.
Memungkinkan
penyajian pendidikan lebih luas terutama adanya media massa, dengan jalan:
-
Pemanfaatan
bersama (secara lebih luas) tenaga atau kejadian yang langka.
Urgensi lain
mempelajari Teknologi Pendidikan adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai
kerangka riset.
2.
Memberikan
kerangka organisasi untuk item informasi.
3.
Mengidentifikasi
sifat dari peristiwa yang kompleks.
4.
Mengorganisasi
pengalaman sebelumnya.
5.
Bertindak
sebagai penjelasan kerja dari peristiwa.
6.
Mengevaluasi
produk untuk dipakai di kelas dan praktik belajar yang berlangsung.
7.
Mendiagnosis
problem dalam intruksi di kelas.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Konsep teknologi sudah tentu berperan besar terhadap konsep
teknologi pendidikan. Dalam hal ini, teknologi diartikan secara khusus, yaitu
bukan hanya perangkat keras atau gadget sebagaimana yang kita temui
sekarang ini, melainkan juga peran teknologi itu sendiri bagi manusia.
Apabila dirumuskan dalam satu kalimat, maka teknologi pendidikan
dapat didefinisikan sebagai suatu proses kompleks yang terintegrasi meliputi
manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang
menyangkut semua aspek belajar, serta merancang, melaksanakan, menilai dan
mengelola pemecahan masalah itu.
Teknologi pendidikan mengharuskan guru merumuskan tujuan yang
jelas, memikirkan metode yang efektif, dituntut agar diadakan penilaian yang
segera tentang yang sudah dipelajari. Penilaian itu berfungsi sebagai alat
pengukur keberhasilan peserta didik. Sehingga teknologi pendidikan mengajak
guru untuk bersikap problematis terhadap proses belajar mengajar dan memandang
tiap metode mengajar sebagai hipotesis yang harus diuji keefektivitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Miarso, Yusufhadi. 1986. Teknologi
Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta:
Rajawali.
Miarso, Yusufhadi. 1994. Definisi teknologi pendidikan. Jakarta:
PT RajaGravindo Persada.
Nasution. 2012. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Prawiradilaga, Dewi Salma. Wawasan
Tenologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar